Kumpulan Cerita Fabel
Dua Kelinci Pemberani
Karya: Erlina Handayani
Pada zaman dahulu kala hiduplah 2 ekor kelinci yang selalu hidup bersama sejak kecil. Mereka hidup dengan tentram, damai, aman dan rukun. Walaupun mereka tidak mempunyai ikatan saudara, tetapi mereka sudah seperti layaknya saudara. Mereka adalah Mila dan Nina. Mila adalah kelinci yang sangat baik hati dan sopan, tetapi Mila juga memiliki sifat pemalu dan mudah putus asa. Dibalik itu ada sahabatnya yang bernama Nina. Nina adalah kelinci yang sangat berani dan tidak kenal putus asa. Jadi, sifatnya berbalik dengan dengan Mila. Meski sifat mereka sangat berbeda, tetapi mereka tidak mempermasalakan hal itu. Mereka selalu bersama dalam keadaan senang maupun susah.
Pada suatu hari Mila dan Nina sedang berjalan-jalan mengelilingi hutan. Tiba-tiba mereka melihat Singa. Singa itu terlihat lapar dan ganas. Nina mengajak Mila untuk berlari.
“Lari… Mila ayo cepat lari.” Ajak Nina
“Tunggu… tunggu aku Nina.” Teriak Mila
Mila dan Nina pun segera berlari menjauhi sang Singa. Namun Singa telah melihat keberadaan mereka dan berusaha mengejar mereka.
“Hahaha… Mau kemana kau kalian? Lebih baik kalau kalian jadi makan siangaku saja.” Kata sang Singa.
Nina dan Mila mengabaikan ucapan Singa.
Mereka terus berlari dan tiba-tiba Mila terpereset dan jatuh ke sebuah sungai yang tidak begitu dalam.
“Tolong-tolong… Tolong aku Nina.” Teriak Mila meminta tolong kepada Nina.
Mendengar teriakan Mila, Nina pun langsung berlari menghampiri Mila.
“Mila, apa kau baik-baik saja?” Tanya Nina
“Tidak Nina, Kakiku tersangakut. Aku tidak bisa naik.” Jawab Mila
“Lalu bagaimana ini Mila.” Tanya Nina
“Kalau begitu kau tinggalkan aku saja. Aku gak mau kalau kamu nanti kenapa-kenapa hanya Karena ingin membantuku. Dan cepat pergilah Nina. Selamatkan dirimu. Biar aku saja yang menjadi mangsa sang Singa.” Jawab Mila
“Tidak mungkin Mila. Aku tidak akan meninggalkanmu sendirian dalam keadaan seperti ini. Aku akan menolongmu secepatnya. Aku akan mencari bantuan untukmu.” Jawab Nina
Lalu Nina pun pergi meninggalkan Mila di sungai sendirian dan segera mencari bantuan untuk menyelamatkan Mila
“Hahaha… Sekarang tinggal kau sendirian ya kelinci malang?” tanya sang Singa.
Mila pun menjadi semakin cemas dan berusaha menyelamatkan dirinya.
Sang Singa pun berjalan mendekati Mila. Membuat menjadi semakin gugup dan gusar. Tiba-tiba di belakang Singa ada Si Nina yang sedang membawa tali yang panjang untuk menyelamatkan Mila.
“Awas kau Singa, akan kutangkap kau.” Kata Nina dalam hati.
Nina mendekati sang Singa dan membelitkan tali panjang tersebut ke kaki Singa, akibatnya membuat Singa terjatuh tidak bisa berdiri.
“Hey kau kelinci nakal. Lepaskan ikatan tali ini dari kakiku! apa kau mau menjadi mangsaku selanjutnya?” Kata Sang Singa
“Tidak Singa. Aku tidak akan melepaskan tali itu dari kakimu. Nanti kau bisa memakan lebih banyak mangsa lagi.” Kata Nina kepada Singa.
“Kurang ajar kau kelinci. Berani-beraninya kau berbuat seperti itu kepadaku” Teriak Singa
Si Nina yang mendengar teriakan itu mengabaikan Singa, dia terus berusaha membantu Mila.
“Ayo Mila. Naiklah, pegang kayu ini” Kata Nina
“Iya Nina. Terima kasih telah membantuku” Jawab Mila
Kau tidak perlu berterima kasih kepadaku, karena ini sudah kewajibanku untuk membantumu.” Jawab Nina
Akhirnya Mila pun bisa selamat dari Sungai berkat bantuan dari Nina. Mereka langsung berlari meninggalkan singa sendirian yang kakinya terbelit oleh tali yang panjang. Mereka pun bisa kembali ke hutan dengan selamat.
Siput dan Kura Kura
Karya: Anisa Nurul Izza
Pada zaman dahulu di sebuah sungai tepi hutan hiduplah dua sahabat yang baik. Mereka dikenal sebagai hewan yang pemalu dan jarang mengobrol dengan hewan lain. Karena kura kura dan siput sering diejek oleh hewan lain akibat jalannya yang lambat.
Pada suatu hari ketika siput dan kura kura mencari makan di dalam hutan Mereka melihat kelinci, jerapah, gajah dan hewan lain yang saling mengobrol dan bercanda. Seketika mereka ingin ikut serta dengan hewan hewan tersebut.
“Put apakah kita harus selalu mengasingkan diri dari hewan hewan lain?” tanya kura kura.
“Tidak, aku pun ingin bergaul dengan mereka” jawab si siput.
“Tapi apakah mereka mau menerima kita, karena mereka selalu mengejek kekurangan kita?” tanya kura kura.
“Kita harus mencobanya, karena setiap orang juga memiliki kekurangan” jawab si siput.
Keesokan harinya siput dan kura kura mendatangi sekelompok hewan hewan yang sedang bermain.
“Bolehkah kami menjadi teman kalian?” tanya si siput dan kura kura.
Semua hewan pun tertawa terbahak bahak.
“Hei kalian! Apa yang kau lakukan di sini, kami tidak ingin berteman dengan kalian!” kata gajah.
“Kalian tidak berguna bagi kami, Pergilah!” kata kelinci.
“Apa yang kalian katakan? Apakah kalian tidak memiliki kekurangan?” tanya si siput.
Karena melihat si siput sangat marah, kura kura pun mengajak si siput untuk pergi. Hewan hewan pun mulai menertawakan siput dan kura kura.
“Apa yang kau lakukan mengapa kita harus pergi dari mereka?” tanya si siput
“Sudah biarkan apa yang mereka katakan, kita harus menyadari kekurangan kita” jawab kura kura.
Setelah beberapa hari berlalu terjadi hujan deras di hutan tersebut. Karena air yang semakin naik hewan hewan pun berlarian mencari tempat yang lebih tinggi. Pada saat itu kelinci sedang berlari bersama teman temannya tetapi salah satu pohon tumbang dan menimpa kaki kanan kelinci. Kelinci pun berteriak meminta tolong tetapi teman temannya tidak mendengar teriakan kelinci, mereka berlari sangat cepat sebab air yang semakin tinggi. Kelinci pun berusaha melepaskan kakinya dari pohon tersebut.
Air pun semakin tinggi dan pohon yang menimpa kelinci pun mulai mengapung dan kaki kelinci pun bisa terlepas. Tetapi kelinci tidak bisa berlari karena air yang semakin tinggi. Kelinci pun tenggelam dan berteriak meminta tolong. Ketika itu kura kura sedang berenang dan siput menempel di tempurungnya. Kura kura pun segera menyelamatkan kelinci. Dan dibawalah kelinci dengan menaiki tempurungnya pergi ke tempat temannya berada. Kelinci pun berterima kasih dan meminta maaf atas perilakunya terhadap siput dan kura kura.
Keesokan harinya hujan pun reda dan air mulai surut. Hewan hewan pun mulai mencari makan, akan tetapi tanaman tanaman sudah rusak karena banjir kemarin. Si siput pun mengajak semua hewan ke tempat tanaman tanaman tersembunyi yang tidak hanyut oleh air. Semua hewan pun senang ketika banyak dedaunan di tempat tersebut. Dan mereka memakannya dengan sangat lahap.
Sejak peristiwa itu semua hewan pun mulai hidup rukun dan menghormati siput dan kura kura. Mereka sadar bahwa setiap makhluk memiliki kekurangan dan kelebihan.
Bunbun Sang Pahlawan Desa
Karya: Mukhammad Farchani
Dahulu kala di terumbu karang di dasar laut terdapat sebuah desa yang dihuni oleh berbegai macam binatang laut. Mereka hidup rukun dan damai. Ada paman dan bibi cumi-cumi, pak kepiting, keluarga lumba-lumba, paman kura-kura sang kepala desa, dan berbagai macam ikan. Mereka selalu bergembira. Terkadang mereka mengadakan makan bersama di balai desa. Tapi ada seekor ikan yang selalu menyendiri. Ia terlihat murung dan tidak bahagia, ia juga jarang keluar rumah. Ia adalah Bunbun si ikan buntal. Hal itu disebabkan karena orang-orang selalu menjauhinya. Sebenarnya Bunbun adalah ikan yang baik hati, ramah, dan suka menolong. Semua orang menjauhi Bunbun karena mereka takut bila berada di dekat Bunbun. Mereka khawatir terkena duri Bunbun. Jika Bunbun terkejut atau merasa terancam ia akan menggembungkan badannya dan menegakkan duri-durinya.
Suatu hari, desa diserang oleh sekelompok ikan hiu. Mereka akan menangkap ikan-ikan untuk dimakan. Semua ikan bersembunyi di rumah mereka masing-masing. Tapi ada seekor anak ikan yang tertangkap. “Tolng-tolong! Ibu tolong aku!” Teriak si anak ikan. “Hahaha sepertinya kau ikan yang lezat.” Kata salah seekor ikan hiu. “Tolong anakku! Siapa saja tolong anakku!” Teriak sang ibu anak ikan tersebut
Bunbun yang mendengar suara orang minta tolong langsung keluar dari rumah. Ia melihat si anak ikan yang ditangkap oleh ikan hiu. Bunbun memberanikan diri dan menantang si ikan hiu yang ganas itu. “Hei hiu bodoh, lepaskan dia!” kata Bunbun. Seekor hiu menyerang Bunbun. Seketika itu Bunbun mengembangkan tubuhnya dan menegakkan durinya. Durinya menusuk sirip ikan hiu tersebut. “Serang dia!” perintah sang pimpinan ikan hiu. Semua ikan hiu menyerbu Bunbun dengan ganas. Bunbun tidak merasa gentar sedikitpun. Saat hiu mulai mendekat tiba-tiba ada semburan tinta hitam. “Ah, gelap!” teriak seekor hiu. Ternyata itu semburan tinta dari paman cumi-cumi dan keluarganya. “Ayo serang hiu-hiu itu!” teriak paman cumi-cumi. “Serang!” sahut pak kepiting. Pak kepiting dan teman-temannya menyerang hiu-hiu itu dengan capitnya. Ikan-ikan dan warga desa yang lain juga ikut menyerang hiu-hiu itu. Bunbun juga makin bersemangat.
Tapi tiba-tiba pimpinan hiu menyerang Bunbun. Ia berhasil melahap Bunbun. Di dalam mulut hiu itu Bunbun langsung mengembankan badannya dan duri-durinya lagi. “Ah!” teriak pimpinan hiu itu, ia merasa kesakitan. Ia memuntahkan Bunbun. Mulut hiu itu berlumuran darah. “Ayo kita pergi!” teriak hiu itu. Semua hiu pergi meninggalkan desa. Mereka juga melepaskan anak ikan tadi.
Semua warga desa bersorak ria. Mereka berhasil mengalahkan hiu dengan bekerjasama dan kekompakan mereka. “Hidup Bunbun!” teriak warga desa. Mereka berterimakasih kepada Bunbun karena telah membangkitkan semangat mereka. Ibu dan anak ikan tadi juga berterimakasih kepada Bunbun. Paman kura-kura juga berterimakasih dan memberikan penghargaan kepada Bunbun sebagai pahlawan desa.
Akhirnya Bunbun memiliki banyak teman. Dan warga desa tidak lagi menjauhi Bunbun. Mereka hidup dengan aman dan damai.
Pertikaian Awal Dari Persahabatan
Karya: Laila Sulistya Ningrum
Di sebuah hutan yang lebat hiduplah dua ekor beruang yang saling bermusuhan karena mereka merasa iri satu sama lain. Dua beruang tersebut bernama Romi dan Soby. Di suatu malam soby mendengar bahwa akan ada sayembara gulat di kerajaan. Ternyata Romi pun mengetahui tentang sayembara tersebut. Dua beruang itu berniat untuk mengikuti sayembara tersebut.
Keesokan harinya di aula istana banyak sekali yang mengikuti lomba tersebut singa dan harimau pun ikut dalam pertandingan ini. Para peserta lomba berlatih dengan sangat keras. Begitu juga Romi dan Soby. Kemudian Soby bertemu dengan Romi dan seperti biasanya mereka saling mengejek satu sama lain.
“he kau beruang jelek kau tak akan memenangkan sayembara itu karena kau begitu lemah hahaha” ejek Soby.
“apa katamu aku lemah? lihat saja nanti akan ku buktikan padamu wahai kau beruang yang bodoh” balas Romi.
“sudah-sudah kalian jangan bertengkar pertandingan akan dimulai.” sela kucing.
Pertandingan berlangsung dengan lancar akan tetapi ditengah-tengah pertandingan musuh dari kerajaan tiba-tiba datang menyerang. Terjadi perang besar pada hari itu. Romi dan Soby melihat bahwa sang putri telah diculik dan akan dibawa ke kerajaan musuh. Semua hewan terluka parah dan pengawal istana banyak yang tewas. Raja juga terluka parah. Soby dan hewan lainnya membawa raja dan para hewan yang terluka menuju ke dalam istana. Sementara, Romi memanggil para tabib istana untuk segera mengobati luka hewan-hewan dan juga mengobati luka raja.
Raja pun sadar dari pingsannya dan bertanya “dimana putri Angelina? apakah dia baik-baik saja?”
“ampun raja saya dan Soby melihat putri diculik oleh raja kegelapan, ketika kami akan mengejarnya mereka sudah tidak kelihatan lagi dan juga pasukan mereka sangat banyak jadi kami tak bisa berbuat apa-apa raja.” jawab Romi
“betul sang raja, dan saya melihat pangeran kegelapan yang menculik putri yang mulia.” kata Soby.
“Romy dan Soby kalian berdua adalah hewan pemberani di hutan ini tolong kalian selamatkan mereka berdua dengan berkerja sama”
“tapi sang raja kami berdua saling bermusuhan” tentang mereka berdua.
“lupakan semua perselisihan di antara kalian tolong selamatkanlah sang putri.”
“baiklah raja kami bersedia melaksanakan perintahmu.”
Mereka berdua pergi ke hutan larangan dan bersama-sama mencari sang putri akan tetapi mereka sangat sering bertengkar dalam perjalanannya. Tiga hari berlalu mereka melakukan perjalanannya tanpa henti.Dan sampailah mereka di bukit hitam letak kerajaan raja kegelapan. Mereka masuk ke kerajaan dengan cara menyamar sebagai pengawal. Mereka mencari putri dan ternyata putri disekap di ruang bawah tanah kerajaan.
Romi menyelamatkan sang putri sementara Soby berjaga-jaga di luar. Putri berhasil diselamatkan akan tetapi ada yang mengetahuinya dan melaporkannya pada raja kegelapan. Lalu sang raja mengerahkan semua pasukannya untuk menangkap putri, Soby dan Romi. Di tengah-tengah hutan larangan mereka diserang oleh pasukan dari raja kegelapan.
Perang antara dua beruang itu dengan pasukan dari raja kegelapan berlangsung dengan sengit dan mereka berdua bisa mengalahkan seluruh pasukan raja kegelapan. Tinggallah raja dan pangeran kegelapan yang masih ada.
“Hai kau raja kegelapan serta putramu yang licik itu hadapi kami jika kau mempunyai nyali” tantang Soby
“hahaha kau mau menantang kami wahai dua beruang yang bodoh” jawab pangeran kegelapan
“biarlah mereka bersenang-senang dulu sebelum ajal menjemput mereka putraku hahaha” sambung raja kegelapan.
“sudah jangan banyak bicara mari kita buktikan siapa yang lemah!” sela Romi.
Soby berhadapan dengan pangeran sedangkan Romi berhadapan dengan sang raja. Pertarungan yang sangat menegangkan hingga akhirnya pedang Soby jatuh dan soby terperosok ke jurang. Romi melihat hal itu lalu menolongnya.
“ulurkan tanganmu Soby cepat genggam tanganku!”
“tidak aku tidak mau berutang budi padamu lebih baik aku mati dari pada harus berutang budi padamu”
“kau adalah sahabatku cepat genggam tanganku dan naiklah ke atas, lupakan semua perselisihan di antara kita lebih baik kehilangan kekuasaan dari pada kehilangan sahabat cepatlah Soby”
Sambil meneteskan air mata Soby menggengam tangan Romi dan naik ke atas “terima kasih Romi kau memang sahabatku aku akan melupakan semua perselisihan di antara kita sekarang mari kita bersama-sama menghadapi mereka”
Soby dan Romi berhasil mengalahkan raja dan pangeran kegelapan. Putri, Soby, dan Romi kembali dengan selamat menuju istana. Sejak hari itu Soby dan Romi menjadi sahabat sejati dan mereka berdua diangkat sebagai kesatria di istana. Hutan di istana menjadi damai dan tentram karena kejadian itu. Jadi persahabatan itu lebih berharga dari pada harta. Dan jangan kalian melupakan sahabat kalian.
Kucing dan Monyet
Karya: Ardhin Dwi Mahreny
Pada suatu hari di hutan yang sunyi terdapat seekor kucing yang bernama Komo. Komo hidup sendiri di hutan itu, dia yang dekil, bau, dan kotor sehingga hewan-hewan di hutan itu menjauhinya. Dia sering diolok-olok oleh temannya.
Suatu ketika kerbau melewati tempat tinggal Komo. “Bau apa ini?.” ujar kerbau dengan wajah yang kesal, kemudian lewatlah si kelinci yang akan menghampiri kerbau, “Hai kelinci… apakah kau tidak mencium bau yang tidak sedap.” tanya kerbau kepada kelinci, “Iya kamu benar kerbau, aku pun mencium bau yang tidak sedap di sekitar sini. Bau apa ini sebenarnya.” jawab kelinci, “Ayo kita cari tahu bau apa ini sebernarnya.” kata kerbau kepada kelinci.
Lalu mereka mencari tahu bau tersebut. Ternyata bau tersebut berasal dari badan kucing, setelah kerbau dan kelinci mengetahuinya mereka menghina kucing, bahwa kucing adalah hewan yang dekil, kotor dan bau. Mendengar perkataan itu kucing merasa sedih dan malu dengan hewan-hewan lainnya selain kerbau dan kelinci. Kucing sudah berusaha untuk memperbaiki dirinya tetapi tetap tidak bisa karena tidak ada yang mau membantunya sehingga sulit membersihkan noda-noda yang ada di tubuhnya. Karena itulah yang membuat kucing tidak pernah menampakkan dirinya di depan umum.
Suatu ketika persediaan makanan kucing itu sudah mulai habis sehingga kucing pergi untuk mencari makan di hutan, sebenarnya kucing malu dengan keadaannya saat akan pergi ke hutan, tetapi mau bagaimana lagi, persediaan makanannya sudah habis. Akhirnya kucing segera pergi ke hutan untuk mencari makan.
Di tengah perjalanannya kucing terjebak di jebakan yang dipasang oleh pemburu yang sengaja digunakan untuk menangkap hewan buas yang ada di hutan. Kucing berteriak meminta tolong, “Tolong… tolong…!!!.” ujar kucing, tetapi tetap tidak ada yang mendengar teriakan kucing. Kucing pun bersedih sambil berteriak minta tolong lagi, barangkali ada yang mendengar teriakannya, “Toolooong… tooolooong.” teriakan kucing sambil menangis.
Beberapa lama kemudian, lewatlah monyet yang juga sedang mencari makan di hutan. “Monyet… tolong aku…, aku ada di atas sini.” ujar kucing saat mengetahui kedatangan monyet. Monyet pun mencari dari mana asal suara itu tadi, akhirnya monyet pun menemukan asal suara itu tadi. Ternyata itu adalah suara kucing yang sedang berteriak minta tolong karena ia sedang bergelantungan di atas pohon dan kakinya diikat dengan tali, “Monyet tolong aku…” ujar kucing lagi, “Baiklah kucing aku akan segera menolongmu” jawab monyet.
Monyet pun bergegas melepaskan ikatan tali yang ada di kaki kucing, dan akhirnya kucing pun selamat. “Terima kasih monyet karena kamu sudah mau menolongku.” kata kucing, kemudian monyet menjawab, “Tidak usah berterima kasih kucing, kita kan sesama teman harus saling tolong menolong.” “Kamu memang teman terbaik monyet, tidak seperti yang lainnya.” ujar kucing sambil merundukkan kepalanya, “Memangnya ada apa denganmu kucing?” ujar monyet. Lalu kucing menceritakan hal yang terjadi kepadanya, dan monyet pun berniat ingin membantu kucing untuk membersihkan dirinya. Kucing pun merasa senang mendengarnya. Lalu mereka pergi ke sungai untuk membersihkan tubuh kucing. Monyet pun membersihkan tubuh kucing dengan sangat bersih, setelah bersih mereka segera pulang menuju rumah.
Akhirnya kucing pun tidak merasa malu lagi karena tubuhnya sudah bersih dari kotoran dan bau. Teman-teman kucing pun mau mendekati kucing, teman-temannya juga merasa bersalah kepada kucing, lalu mereka minta maaf kepada kucing. Dan sekarang Komo sudah bahagia karena ia mempunyai banyak teman.
Tamat
No comments: