Pola Hidup Sehat Ala Rasulullah (Part 3)
3. Patuh Pada Perintah Allah
Makanan buruk bukan berarti berasal dari jenis yang haram seperti babi dan anjing. Makanan buruk bisa berasal dari jenis makanan halal, seperti daging ternak yang disembelih tidak dengan menyebut nama Allah, lalu daging ternak yang disebelih untuk selain Allah (persembahan kepada jin).
Menurut ajaran Islam penentuan baik dan buruk harus didasarkan pada petunjuk Al-Qur’an dan Al-Hadits. Jika kita perhatikan Al-Qur’an maupun hadits banyak istilah yang mengacu kepada baik, dan ada pula istilah yang mengacu kepada buruk.
"Toyyibah" dalam Al-Qur'an
Kata ini khusus digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang memberikan kelezatan kepada panca indera dan jiwa, seperti makanan, pakaian, tempat tinggal dan sebagainya.
Artinya : Dan Kami naungi kamu dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu “manna” dan “salwa[2]. makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu; dan tidaklah mereka Menganiaya kami; akan tetapi merekalah yang Menganiaya diri mereka sendiri. (al-Baqarah: 57)
Makanan yang baik menurut Islam adalah makanan yang dihalalkan oleh Allah Swt. Bagi umat Islam, mengkonsumsi makanan yang halal dan baik merupakan manivestasi dari ketaatan dan ketakwaannya kepada Allah Swt. Hal ini terkait dengan perintah Allah Swt. Kepada manusia, sebagaimana yang termaktub dalam al Quran sebagai berikut:
“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepadanya.”(QS. Al-Maa’idah[5]:88)
Memakan makanan yang halal lagi baik merupakan perintah dari Allah Swt. Yang harus di laksanakan oleh setiap manusia yang beriman. Bahkan, perintah ini di sejajarkan dengan bertakwa kepada Allah Swt sebagai sebuah perintah yang sangat tegas dan jelas. Perintah ini juga di tegaskan dalam surah yang lain sebagai berikut:
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan . Karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”(QS. al-Baqarah[2]:168)
Memakan makanan yang halal dan baik akan berbenturan dengan keinginan setan yang menghendaki agar manusia terjerumus kepada yang haram. Oleh karena itu, menghindari makanan yang haram merupakan sebuah upaya mengalahkan godaan setan tersebut.
Pada dasarnya, makanan menjadi haram disebabkan dua hal.
Pertama, diharamkan karena dzatnya, seperti darah, babi, bangkai, dan lain sebagainya, sebagaimana di jelaskan dalam firman Allah Swt. Berikut:
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan juga) yang disembelih untuk berhala. Dan, (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini, orang-orang kafir telah putus asa untuk(mengalahkan) agamamu. Sebab itu, janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka brang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(QS. al-Maa’idah[5]:3)
Kedua diharamkan karena cara mendapatkannya yang tidak baik. Barang yang di peroleh dengan cara yang tidak baik, seperti didapatkan dari hasil merampok, mencuri, mencopet dan lain-lain. Meskipun pada dasarnya barang itu dihalakan oleh Allah, tetapi karena didapatkan dengan cara yang tidak baik maka hukumnya menjadi haram untuk dikonsumsi.
Oleh karena itu, bekerja keraslah agar anda tidak mudah tertipu oleh ajakan setan untuk mencuri atau merampok. Tidak ada alasan yang bisa dibenarkan bagi orang yang merampok dan mencuri, karena semua itu adalah cara yang dilarang oleh Allah Swt. Rasulullah Saw pernah menjelaskan dalam hadistnya:
“Bekerjalah kalian seolah-olah kalian akan hidup selamanya,…”
Isyarat tersebut sebenarnya dalam rangka memacu semangat kerja umatnya. Karena dengan bekerja yang rajin setiap orang bisa terbebas dari perbuatan yang dilarang oleh Allah Swt.
‘Bagi umat Islam, mengkonsumsi makanan yang halal lagi baik merupakan manivestasi dari ketaatan dan ketakwaannya kepada Allah Swt.’
No comments: